Choose a Bible Book or Range
Type your text here
Ignore Case
Highlight Results

Selasa, 17 Januari 2012

PENGORBANAN KRISTUS MENJADI STANDART DALAM MENILAI SESAMA.

Bacaan Firman:
Bacalah 2 Korintus 5:15-16

Pertanyaan renungan:
1. Untuk siapakah Kristus mengorbankan diri-Nya?(2 Korintus 5:15a).
2. Pernahkah Anda menilai seseorang menurut standart manusia? (2 Korintus 5:16a).
3. Tindakan apakah yang harus Anda lakukan sekarang? (2 Korintus 5:16b).

Manusia menilai sesamanya dengan ukuran atau standart tertentu, seperti status sosial, materi, jabatan, kepintaran dan penampilan fisik. Itulah ukuran yang dipakai oleh dunia ini untuk membandingkan dirinya dengan sesama. Ternyata fenomena ini bukan hanya baru terjadi pada zaman ini, tetapi sudah terjadi pada zaman rasul Paulus. Oleh karena itu, Paulus yang dulu pernah menilai Kristus dengan ukuran standart manusia, justru mendapatkan pencerahan bahwa Kristus telah mati untuk semua orang. Karena dosa telah membuat semua orang kehilangan kemuliaan Allah. Pengorbanan Kristus di kayu salib telah menebus mereka dari standart dunia untuk menjadi anak-anak Allah. Semua orang telah menerima anugerah keselamatan dari Kristus, sehingga mereka patut dinilai menurut ukuran pemberian Kristus. Pemahaman inilah yang membawa para misionaris untuk pergi memberitakan Injil sampai ke daerah-daerah terpencil di bumi ini. Mereka sudah tidak hidup untuk diri mereka sendiri, tetapi untuk Kristus yang mengorbankan diri-Nya bagi semua orang. Standart apakah yang Anda pakai untuk menilai sesama Anda selama ini? Standart Kristus atau standart dunia?

Renungan firman:
Sudahkah Anda menilai sesama dengan standart Tuhan atau standart dunia? Perubahan apakah yang Anda alami dari bacaan firman Tuhan hari ini? Bagikanlah dengan anggota komsel Anda.

1 komentar:

  1. 2 KORINTUS
    5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
    5:16 Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.

    BalasHapus